1.
Makruh menerima pemberian dari orang
yang hartanya bercampur antar halal dan haram selama tidak terbukti bahwa yang
diberikan itu adalah harta haram.
2.
Haram menerima pemberian yang
diketahui bahwa itu adalah harta haram.
Lihat:
Al-Qulyubi,
Hasyiyah al-Qulyubi, (Bairut: Daar al-Fikr, t.t), juz, 4. 263.
فَرْعٌ: لَا يَحْرُمُ الْأَكْلُ وَلَا
الْمُعَامَلَةُ وَلَا أَخْذُ الصَّدَقَةِ وَالْهَدِيَّةِ مِمَّنْ أَكْثَرُ مَالِهِ
حَرَامٌ إلَّا مِمَّا عُلِمَ حُرْمَتُهُ وَلَا يَخْفَى الْوَرَعُ
“Tidak
haram memakan, bermu’amalah dan mengambil sedekah dan hadiah dari orang yang
kebanyakan hartanya haram kecuali dari pada yang diyakini keharamannya dan tidak
tersembunyilah wara’ di sini.”
Ibnu Hajar al-Haitamy, Tufhah al-Muhtaj Fii
Syarh al-Minhaj, dicetak bersama Hasyiah As-Syarwani dan Hasyiyah al-Ubady,
(Bairut Ihya at-Turats al-Arabi, t.t), juz, 7. Hal. 180.
(فَرْعٌ) قَالَ فِي
الْمَجْمُوعِ عَنْ الشَّيْخِ أَبِي حَامِدٍ وَأَقَرَّهُ يُكْرَهُ الْأَخْذُ مِمَّنْ
بِيَدِهِ حَلَالٌ وَحَرَامٌ كَالسُّلْطَانِ الْجَائِرِ وَتَخْتَلِفُ الْكَرَاهَةُ بِقِلَّةِ
الشُّبْهَةِ وَكَثْرَتِهَا، وَلَا يَحْرُمُ إلَّا إنْ تَيَقَّنَ أَنَّ هَذَا مِنْ الْحَرَامِ
الَّذِي يُمْكِنُ مَعْرِفَةُ صَاحِبِهِ أَيْ: لِيَرُدَّهُ عَلَيْهِ، وَإِلَّا فَبَدَلَهُ
“Berkata
Imam An-Nawawi dalam Al-Majmu’ dari Syeikh Abi Hamid dan beliau mengakuinya;
Dimakruhkan mengambil dari orang yang ditangannya ada harta halal dan harta
haram seperti pemimpin yang dhalim dan berbedalah tingkatan makruh sesuai kadar
syubhat banyak dan sedikitnya dan tidak diharamkan kecuali jika diyakini bahwa
yang berikan itu adalah harta haram yang diketahui pemiliknya untuk
dikembalikan ain barang kalau barang itu masih ada atau dikembalikan badalnya.”
Juga bisa dilihat dalam:
Nihayah al-Muhtaj, juz, 6. Hal. 174.
Syarh al-Muqaddimah al-Hadhramiyah,
juz, 1. Hal. 537.
Fath al-Mu’in dicetak bersama
Hasyiyah I’anah at-Thalibin, juz, 2. Hal. 241.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar