BAGIAN KE TIGA
(أَمَّا بَعْدُ) أَيْ
بَعْدَمَا تَقَدَّمَ (فَإِنَّ الِاشْتِغَالَ بِالْعِلْمِ) الْمَعْهُودِ شَرْعًا
الصَّادِقِ بِالْفِقْهِ وَالْحَدِيثِ وَالتَّفْسِيرِ
Adapun sesudah itu
maksudnya sesudah barang yang terdahulu ia (barang) maka bahwa sungguh menyibukkan diri dengan
ilmu yang dimaklumi akan dia (ilmu) pada syara’ yang terbenar ia ilmu dengan
fiqh dan hadis dan tafsir
(مِنْ أَفْضَلِ الطَّاعَاتِ)
لِأَنَّهَا مَفْرُوضَةٌ وَمَنْدُوبَةٌ. وَالْمَفْرُوضُ أَفْضَلُ مِنْ
الْمَنْدُوبِ، وَالِاشْتِغَالُ بِالْعِلْمِ مِنْهُ لِأَنَّهُ فَرْضُ كِفَايَةٍ،
وَفِي حَدِيثٍ حَسَّنَهُ التِّرْمِذِيُّ «فَضْلُ الْعَالِمِ عَلَى الْعَابِدِ
كَفَضْلِي عَلَى أَدْنَاكُمْ»
(itu) sebagian dari pada seafdhal-afdhal
segala ta’at karena bahwa sungguhnya (segala ta’at) (itu) ada yang difardhukan
dan (itu) ada yang disunatkan dan (bermula) yang difadhukan (itu) lebih afdhal
dari pada yang disunatkan dan (bermula) menyibukkan diri dengan ilmu (itu) sebagian
dari padanya (yang difadhukan) karena bahwa sungguhnya (menyibukkan diri dengan
ilmu) itu fardhu kifayah. Dan (tsabit dalam satu hadis yang menghasankan
(akan) nya (hadis) oleh Tirmizi “(bermula) kelebihan orang ‘alim di atas orang
yang beribadah (itu) seperti kelebihanku
di atas serendah-rendah kalian.”
(وَ) مِنْ (أَوْلَى مَا
أُنْفِقَتْ فِيهِ نَفَائِسُ الْأَوْقَاتِ) وَهُوَ الْعِبَادَاتُ شَبَّهَ شَغْلَ
الْأَوْقَاتِ بِهَا بِصَرْفِ الْمَالِ فِي وُجُوهِ الْخَيْرِ الْمُسَمَّى
بِالْإِنْفَاقِ،
Dan (itu) sebagian dari
seaula-aula barang yang diinfakkan padanya (barang) akan permata-permata segala
waktu dan (bermula dianya (barang yang diinfakkan padanya barang ….) (itu)
segala ibadah. Menyerupakan ia (mushannif)
(akan) menghabiskan waktu dengannya (ibadah) (dengan apa diserupakan)
dengan mempergunakan harta pada segala jalan kebaikan yang dinamakan akan dia
(mempergunakan harta pada jalan kebaikan) dengan iinfaq.
وَوَصَفَ الْأَوْقَاتَ بِالنَّفَاسَةِ
لِأَنَّهُ لَا يُمْكِنُ تَعْوِيضُ مَا يَفُوتُ مِنْهَا بِلَا عِبَادَةٍ، وَأَضَافَ
إلَيْهَا صِفَتَهَا لِلسَّجْعِ، وَقَدْ يُقَالُ: هُوَ مِنْ إضَافَةِ الْأَعَمِّ
إلَى الْأَخَصِّ كَمَسْجِدِ الْجَامِعِ، وَلَا يَصِحُّ عَطْفُ أَوْلَى عَلَى مِنْ
أَفْضَلِ لِلتَّنَافِي بَيْنَهُمَا عَلَى هَذَا التَّقْدِيرِ
Dan mengsifatkan ia (mushannif)
(akan) الْأَوْقَاتَ dengan النَّفَاسَةِ karena bahwa sungguhnya
(hal wa sya-an) tidak mungkin (lah) menggantikan barang yang luput ia (barang)
dari padanya (segala waktu) dengan tidak ada ibadah dan mengidhafahkan ia
(mushannif) kepadanya (الْأَوْقَاتَ) akan sifatnya (الْأَوْقَاتَ) karena saja’.
Dan terkadang-kakdang dikatakan : (Bermula) ianya idhafah (itu) dari pada
idhafah yang sangat umum kepada yang sangat khusus (sama bandingannya) seperti
masjid jami’. Dan tidak sah (lah)
mengathafkan أَوْلىَ atas ْ أَفْضَلِ karena saling menafikan di antara
keduanya (أَوْلىَ dan أَفْضَلِ) atas ini takdir.
(وَقَدْ أَكْثَرَ
أَصْحَابُنَا رَحِمَهُمُ اللَّهُ مِنْ التَّصْنِيفِ مِنْ الْمَبْسُوطَاتِ
وَالْمُخْتَصَرَاتِ) فِي الْفِقْهِ وَالصُّحْبَةُ هُنَا الِاجْتِمَاعُ فِي
اتِّبَاعِ الْإِمَامِ الْمُجْتَهِدِ فِيمَا يَرَاهُ مِنْ الْأَحْكَامِ مَجَازًا
عَنْ الِاجْتِمَاعِ فِي الْعَشَرَةِ
Dan sungguh telah memperbanyak oleh
ulama-ulama mazhab As-Syafi’I kiranya memberi rahmat (oleh) Allah (akan) mereka
itu dari pada membuat tulisan dari pada kitab-kitab yang uraiannya luas dan
kitab-kitab ringkasan dalam bidang ilmu fiqih. Dan (bermula) الصُّحْبَةُ di sini (itu) bersatu dalam mengikuti imam mujtahid pada barang yang
berpendapat ia ( imam mujtahid) akannya (barang) dari pada segala hukum-hukum (hal
keadaan demikian) (itu) majaz dari pada berkumpul dalam pergaulan.
(وَأَتْقَنُ مُخْتَصَرٍ الْمُحَرَّرُ
لِلْإِمَامِ أَبِي الْقَاسِم) إمَامِ الدِّينِ عَبْدِ الْكَرِيمِ
(الرَّافِعِيِّ رَحِمَهُ اللَّهُ
تَعَالَى) مَنْسُوبٌ إلَى رَافِعِ بْنِ خَدِيجٍ الصَّحَابِيِّ كَمَا وُجِدَ
بِخَطِّهِ فِيمَا حَكَى رَحِمَهُ اللَّهُ
Dan (bermula) yang
paling bagus kitab ringkasan (itu) kitab al-Muharrar (karangan) bagi Imam
(siapa imam) Abi Qaasim (siapa Abi Qaasim) Imam Agama (siapa Imam agama) Abdil
Karim yang dibangsakan kepada Ar-Rafi’ kiranya memberi rahmat (akan) Imam Rafi’I
(oleh) Allah Ta’ala (bermula dianya
ar-Rafi’i) (itu) dibangsakan kepada Rafi’ bin Khadij dari kalangan shahabat
nabi sebagaiman barang yang didapatkan akan dianya (barang) pada tulisannya (Imam ar-Rafi’i) pada
barang yang menghikayah ianya (Imam ar-Rafi’I) kiranya memberi rahmat (akan)
imam Rafi’I (oleh) Allah.
(ذِي التَّحْقِيقَاتِ) الْكَثِيرَةِ فِي
الْعِلْمِ وَالتَّدْقِيقَاتِ الْغَزِيرَةِ فِي
الدِّينِ مِنْ كَرَامَاتِهِ مَا حُكِيَ أَنَّ شَجَرَةً أَضَاءَتْ عَلَيْهِ لَمَّا
فَقَدَ وَقْتَ التَّصْنِيفِ مَا يُسْرِجُهُ عَلَيْهِ.
Yang mempunyai at-tahqiqaat (maksudnya) yang sangat banyak dalam ilmu dan
at-tadqiiqat yang sangat melimpah dalam ilmu agama. (Sebagian) dari pada
keramatnya (Imam Rafi’i) (itu) barang yang dihikayahkan akan dia (barang) (mana
barang yang dihikayahkan) bahwa sungguh pohon (itu) bercahaya ia (pohon)
atasnya (Imam Rafi’i) manakala kehabisan ia (Imam Rafi’i) pada waktu menulis
karangan (akan) barang yang menerangi ia (barang) (akan) nya (Imam Rafi’i)
atasnya (menulis).
(وَهُوَ) أَيْ الْمُحَرَّرُ (كَثِيرُ
الْفَوَائِدِ عُمْدَةٌ فِي تَحْقِيقِ الْمَذْهَبِ) أَيْ مَا ذَهَبَ إلَيْهِ
الشَّافِعِيُّ وَأَصْحَابُهُ مِنْ الْأَحْكَامِ فِي الْمَسَائِلِ مَجَازًا عَنْ
مَكَانِ الذَّهَابِ
Dan (bermula) dianya maksudnya al-Muharrar (itu) sangat banyak faedah (itu)
kebutuhan pokok dalam mentahqiqkan mazhab maksudnya barang yang berpendapat
kepadanya (barang) (oleh) Imam As-Syafi’i dan semua shahabat-shahabatnya (Imam
As-Syafi’i) dari pada segala hukum dalam segalam masalah (hal kedaan demikian
itu) majaz dari pada tempat berjalan.
(مُعْتَمَدٌ لِلْمُفْتِي
وَغَيْرِهِ مِنْ أُولِي الرَّغَبَاتِ) أَيْ أَصْحَابِهَا، وَهِيَ بِفَتْحِ
الْغَيْنِ جَمْعُ رَغْبَةٍ بِسُكُونِهَا.
(Itu) tempat rujukan bagi para mufti dan lainnya
(mufti) dari pada orang-orang yang mempunyai kegemaran maksudnya segala
pemiliknya (kegemaran). Dan (bermula) dianya (الرَّغَبَاتِ) dibaca dengan
fatah ghain (itu) jamak dari رَغْبَةٍ dibaca dengan sukunnya (ghain).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar