Kebanyakan manusia sering lengah dalam
poin aqidah ini karena kuatnya ikatan sebab akibat dalam berbagai peristiwa
yang terjadi. Hadirnya kenyang setiap kali makan dan datangnya lapar ketika
tidak makan. Hilangnya haus setelah minum dan kehausan mencekik bila tidak
minum air dalam waktu lama. Sikin yang memutuskan, obat yang menyembuh dan api
yang membakar.
Sebenarnya api tidak punya kekuatan
apa-apa untuk membakar tapi Allah menciptakan terbakar ketika api bersentuhan
dengan benda kering. Sikin tidak punya kekuatan apa-apa untuk memotong tapi
Allah mencitakan putus ketika sikin bersentuhan dengan semacam kayu. Maka hati-hatilah
dalam menyakini kekuatan api karena manusia terbagi dalam tidak golongan dalam
masalah ini:
1. Menyakini api punya kekuatan
sendiri untuk membakar. Kenyakinan semacam ini pemiliknya kafir tanpa khilaf.
2. Meyakini api dapat membakar
dengan kekuatan keuatan yang diberikan oleh Allah. Keyakinan ini pemiliknya bid’ah
tanpa khilaf. Sebagian ulama mengatakan dia kafir sebagian lainnya mengatakan
tidak kafir.
3. Menyakini api tidak ada
kekuatan apa-apa. Allahlah yang mencipatakan terbakar ketika api bersentuhan
dengan benda kering. Inilah aqidah yang lurus lagi bersih.
Lihat
Busyra al-Karim Fii Syarh Masail at-Ta’lim, hal. 53.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar