Qiyamuhu
binafsih merupakan salah satu sifat yang wajib bagi Allah dan setiap mukallaf
wajib mengetahuinya, wajib menanam dan membenamnya kedalam hati sehingga
menjadi keyakinan yang sangat kuat dan tidak bisa berubah dengan situasi dan
kondisi apapun. Keyakinan itu mesti tumbuh dari dalam lubuk hati berdasarkan
argumentasi (dalil aqli) dari diri sendiri dengan ukuran dapat menghilangkan
keraguan sekecil apapun didalam diri. Keyakinan semacam inilah yang disebut dengan
makrifah dalam ilmu aqidah. Qiyamuhu binafsih adalah salah satu sifat yang
termasuk dalam golongan sifat salbiyah (‘adami).
Lalu apa makna dan maksud dari sifat
ini?
1. Makna
Makna atau pengertian dari qiyamuhu binafsih
menurut bahasa adalah berdiri sendiri atau tidak bergantung kepada yang lain.
Sedangkan maknanya menurut istilah yang dimaksud
dalam ilmu aqidah adalah “Allah tidak butuh kepada zat (mahal) dan Allah tidak
butuh kepada pencipta (mukhasshish).” Dengan demikian qiyamuhu binafsih
memiliki dua bagian makna untuk menghasilkan dua maksud.
a. Allah tidak butuh kepada zat,
karena wujud Allah itu zat bukan sifat. Sebuah zat tidak membutuhkan zat yang
lain untuk memastikan keberadaanya. Berbeda dengan sifat ia tidak bisa wujud
tanpa adanya zat sebagai mahalnya.
Maka pengertian Allah tidak
butuh kepada zat adalah Wujud Allah itu zat bukan sifat.
b. Allah tidak membutuhkan kepada
pencipta, karena wujud Allah itu qidam tidak berpermulaan. Sebuah wujud tanpa
awal tidak perlu pencipta yang memastikan wujudnya. Berbeda dengan wujud yang
baharu (wujudnya ada permulaan) dia pasti membutuhkan kepada pencipta untuk
memastikan wujudnya.
Maka pengertian Allah tidak perlu kepada pencipta
adalah wujud Allah itu qidam bukan baharu.
2. Maksud
Maksud atau tujuan dari penetapan sifat qiyamuhu
binafsih adalah untuk menghilangkan (meanfikan/salab) anggapan adanya dua
keadaan yang tidak layak apa pada zat Allah.
a. Menghilangkan anggapan wujud
Allah itu sifat bukan zat. Anggapan ini dihilangkan oleh makna pertama yaitu “Allah
tidak butuh kepada zat.”
b. Menghilangkan anggapan Allah
baharu bukan qidam. Anggapan ini dihilangkan oleh makna kedua yaitu Allah tidak
butuh kepada pencipta.
KESIMPULAN
1. Makna qiyamuhu binafsih: Allah
tidak butuh kepada zat dan Allah tidak butuh kepada pencipta.
2. Tujuan qiyamuhu binafsih mengokohkan
keyakinan wujud Allah itu zat bukan sifat dan mengokohkan keyakinan wujud Allah
itu qidam tanpa permulaan.
Wallahu a’lam bisshwab
hi
BalasHapus