Kamis, 01 Agustus 2024

KESIMPULAN MACAM-MACAM DILALAH WADH’IYAH DALAM BAIT ANWA’ DILALAH AL-WADH’IYAH





          Dilalah adalah memahami sesuatu melalui sebuah media. Media yang dapat memberikan informasi secara umum terbagi dua: media berupa lafadh dan media bukan berupa lafadh. Memahami sebuah informasi lewat media berupa lafadh disebut dilalah lafdhiyah dan memahami sebuah informasi melalui media bukan berupa lafadh disebut dilalah ghairu lafdhiyah.
        Masing-masing dari dilalah lafdhiyah dan dilalah ghairu lafdhiyah terbagi tiga, yaitu Wadh’iyah, Aqliyah dan Tab’iyyah sehingga dilalah itu menjadi enam macam:
1.   Dilalah Lafdhiyyah Wadh’iyah
Informasi dari lafadh sesuai dengan makna yang ditetapkan.
        Contoh: Lafadh insan menginformasikan hewan cerdas
2.   Dilalah Lafdhiyyah Aqliyyah
Informasi dari lafadh dengan analisa logika.
Contoh: Suara menginformasikan bahwa pemiliknya masih hidup
3.   Dilalah Lafdhiyyah Tab’iyyah
Informasi dari lafadh berdasarkan tabi’at
Contoh: Suara aduh menginformasikan pemiliknya sedang merasa sakit.
4.   Dilalah Ghairi Lafdhiyyah Wadh’iyah
Informasi dari bukan lafadh sesuai dengan ketetapan yang sudah ditetapkan.
Contoh: Anggukan kepala menginformasikan setuju
5.   Dilalah Ghairi Lafdhiyyah Aqliyyah
Informasi dari bukan lafadh berdasarkan analisa logika
Contoh: Asap menginformasikan ada api
6.   Dilalah Ghairi Lafdhiyyah Tab’iyyah
Informasi dari bukan lafadh berdasarkan tabi’at
Contoh: Pucat menginformasikan rasa cemas dan takut
        Dari enam macam dilalah ini yang menjadi lingkup bahasan ilmu mantiq adalah dilalah Lafdhiyah Wadh’iyah.
        Dilalah lafadhiyah wadh’iyyah terbagi tiga:
1.   Dilalah Muthabaqah
Informasi dari lafadh penuh utuh sesuai dengan yang ditetapkan.
 Contoh: Insan bermakna Hewan Cerdas
2.   Dilalah Tadhammun
Informasi dari lafadh tidak utuh, hanya sebagian dari makna yang ditetapkan.
Contoh: Insan bermakna Cerdas atau bermakna Hewan
3.   Dilalah Iltizam
Informasi dari lafadh tidak sesuai dengan yang ditetapkan akan tetapi makna yang diinformasikan melekat erat dalam pemikiran dengan makna yang ditetapkan
Contoh: Insan bermakna berpotensi untuk belajar atau berpotensi untuk mampu menulis.

·         Setiap lafadh yang mempunyai dilalah tadhammun pasti padanya juga ada dilalah muthabaqah.
·         Setiap lafadh yang mempunyai dilalah iltizam pasti padanya juga ada dilalah muthabaqah
·         Lafadh yang memiliki dilalah mathabaqah bisa jadi tidak memiliki dilalah tadhammun dan iltizam.
·         Lafadh yang memiliki dilalah muthabaqah, tadhammun dan iltizam adalah lafadh yang maknanya lebih dari satu kata dan ada makna lain yang terikat erat dengannya.
·         Lafadh yang memiliki dilalah muthabaqah dan tadhammon adalah lafadh yang memilik makna lebih dari satu kata dan tidak ada makna lain yang melekat erat dengannya.
·         Lafadh yang memiliki dilalah muthabaqah dan dilalah iltizam adalah lafadh yang maknanya hanya terdiri dari satu kata dan memiliki makna lain yang terikat erat dengan makna tersebut

·         Lafadh yang hanya memiiki dilalah muthabaqah (tidak ada tadhammun dan tidak ada dilalah iltizam) adalah lafadh yang maknanya hanya satu kata dan tidak ada makna lain yang melekat erat dengan makna tersebut.


Wallauhu A’lam Bii As-Shawab Walhamdulillah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

close