Ilmu al-Haadis (ilmu makhluk) terbagi dua:
1. Ilmu
tashawur
Ilmu tashawur
adalah memahami makna sebuah lafadh tanpa dikaitkan dengan lafadh yang lain. Misalnya
kita memahami makna kata gula, manis, merah, batu dan lain sebagainya.
2. Ilmu
tashdiq
Ilmu tashdiq
adalah memahami bahwa telah terjadi hubungan (wuqu’ nisbah) di antara makna
sebuah lafadh dengan makna lafadh lainnya. Misalnya kita mengetahu bahwa telah
terjadi hubungan antara gula dengan manis (gula itu manis), telah tejadi
hubungan antara bola dengan bulat (bola itu bulat) dan lain sebagainya.
Dalam
contoh “gula itu manis” terkandung ilmu tashawur dan tashdiq.
a. Tashawur
maudhu’ yaitu memahami makna “gula” sebagai benda padat yang berasal dari air
tebu adalah tashawur.
b. Tashawur
mahmul yaitu memahami makna “manis” sebagai rasa yang disukai semut.
c. Tashawur
nisbah yaitu memahami bahwa manis bias berhubungan dengan gula tanpa memastikan
apakah sekarang keduanya terhubung atau tidak.
d. Tashdiq
yaitu memahami telah terjadi hubungan
antara gula dengan manis sehingga kita menyimpulkan “gula itu manis”
Masing
dari tashawur dan tashdiq terbagi dua yaitu dharuri dan nadhari sehingga
jumlahnya menjadi empat:
a. Tashawur
dharuri
Tashawur dharuri
adalah memahami makna sebuah lafadh dengan makna yang mudah diterima akal tanpa
perlu memikirkan dalil (bukti). Misalnya kita memahami makna lafadh “satu”
sebagai bilangan yang berjumlah setengah dari dua.
b. Tashawur
nadhari
Tashawur nadhari
adalah memahami makna sebuah lafadh dengan makna memerlukan kepada pemikiran
bukti agar bisa diterima akal. Misalnya kita memahami makna “satu” sebagai
bilangan yang setara dengan setengah 1/6 dari 12.
c. Tashdiq
dharuri
Tashdiq dharuri
adalah memahami terjadinya hubungan/tidak terjadinya hubungan antara dua lafadh
dengan hubungan yang mudah diteima akal tanpa perlu memikirkan bukti. Misalnya kita
memahami telah terjadi hubungan antara “satu” dan “setengah dua” (satu itu
setengah dua).
d. Tashdiq
nadhari
Tashdiq nadhari
adalah memahami terjadinya hubungan/tidak terjadinya hubungan antara dua lafahd
sulit diterima akal kecuali setelah memikirkan bukti. Misalnya kita memahami
telah terjadi hubungan antara “satu” dengan “setengah 1/6 dari 12” (satu itu
setengah 1/6 dari 12).
Masing-masing
dari tashawur dan tasdiq ada mabadi dan maqashidnya, sehingga jumlahnya jadi
empat:
a. Mabadi
tashawur adalah Kulliyah yang lima:
b. Maqashid
tashawur adalah Qaul Syaarih (ta’rif)
c. Mabadi
tashdiq adalah Qadhaya dan hukum-hukumnya
d. Maqashid
tashdiq adalah Qiyas dan semua pembagiannya.
SEMOGA BERMANFAAT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar