Adalah kodrat wanita normal yang sehat dan sudah sampai usia baligh mengalami menstruasi dalam siklus waktu sebulan sekali. Masa berlangsungnya keluar darah haidh berbeda antar satu wanita dengan wanita lainnya ada yang keluar darah dalam batas minimal yaitu satu hari satu malam, ada juga yang mencapai batas waktu maksimal yaitu lima belas hari lima belas malam dan umumnya wanita berhaidh dalam rentang waktu enam atau tujuh hari dan malam.
Implikasi hukum bagi seorang wanita ketika keluar darah haidh adalah haram melakukan delapan hal berikut:
1. Haram salat
Wanita yang sedang berhaidh haram melakukan semua jenis salat baik salat wajib maupun salat sunnah ataupun salat jenazah dan juga haram melakukan sujud syukur dan sujud tilawah.
Dalam sebuah hadis Rasulullah. Saw bersabda kepada Fatimah bin Abi binti Hubaisy “Apabila haidh mu telah datang maka tinggalkan salat dan apabila haidh telah berhenti basuhlah darah dan salatlah”. H.R. Bukhari).
2. Haram puasa
Wanita yang sedang berhaidh haram melakukan semua jenis puasa baik puasa wajib maupun sunnaht sunnah.
Dalam sebuah yang diriwayatkan dari Aisyah beliau berkata “kami para wanita diperintahkan mengkadha salat dan tidak diperintahkan mengkadha puasa.” (H.R. Muslim).
3. Haram thawaf
Wanita yang sedang berhaidh haram melakukan thawaf di baitillah karena thawaf sama dengan salat disyaratkan bersuci yang tidak sah dilakukan oleh wanita berhaidh.
Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan dari Aisyah. RA rasulullah bersabda “Lakukan apa yang dilakukan oleh orang haji tapi jangan lakukan thawaf di baitillah.” (H.R. Bukhari).
4. Haram membaca al-Qur’an
Wanita yang berhaidh haram membaca al-Qur’an kecuali dengan niat zikir atau dibaca di dalam hati.
Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan dari Ibni Umar. RA Rasulullah. Saw bersabda “Orang berjunub dan perempuan berhaidh tidak boleh membaca sedikitpun dari Al-Qur’an.” (H.R. Tirmizi).
5. Haram menanggung dan menyentuh Al-qur’an
Wanita berhaidh haram menanggung dan menyentuh tulisan Al-qur’an baik tulisan itu dalam mushaf atau tulisannya pada media lain.
Dalam surah al-Waqi’ah ayat: 79 Allah. Swt berfirman:
“Tidak ada yang menyentuh (Al-Qur’an) kecuali mereka yang telah disucikan”
6. Haram menetap dalam masjid
Wanita yang sedang berhaidh haram menenetap dalam masjid dan masuk kedalam masjid bila dapat mengotori masjid dengan darah haidnya.
Dalam surah an-Nisa’, ayat: 43 Allah berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian salat, sedang kalian dalam keadaan mabuk, sehingga kalian mengerti apa yang kalian ucapkan, (jangan pula hampiri masjid) sedang kalian dalam keadaan junub, kecuali sekadar berlalu saja, hingga kalian mandi.”
Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan dari Aisyah. RA Rasulullah. Saw bersabda “Tidak saya halalkan masjid untuk orang yang berjunub dan perempuan berhaidh.” (H.R. Abu Daud).
7. Haram berjima’ dengan wanita berhaidh
Wanita yang sedang berhaidh haram disetubuhi hingga ia selesai mandi setelah haidhnya berakhir. Dalam surah al-Baqarah ayat: 222, Allah. Swt berfirman:
Mereka bertanya kepadamu tentang haidh. Katakanlah: "Haidh itu adalah suatu kotoran". Oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita di waktu haidh; dan janganlah kamu mendekati mereka, sebelum mereka suci. Apabila mereka telah suci, maka campurilah mereka itu di tempat yang diperintahkan Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri.
Orang berjima’ dengan wanita yang sedang haid wajib bertaubat kepada Allah dan sunnah membayar kafarah dengan ukuran satu dinar atau setengah dinar.
8. Haram bermesraan dalam batas di antara pusat dan lutut
Haram bermesraan dengan wanita berhaidh dalam batas di antara pusat dan lutut. Hal ini untuk mewaspadai jangan sampai terjedinya watha’. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan dari Umar. RA beliau berkata “Saya bertanya kepada Rasulullah. Saw. Apa saja yang halal dilakukan seorang lelaki dengan istrinya ketika sedang berhaidh. Beliau menjawab: selain dalam batas di antara pusat dan lutut.” (H.R. Muslim).
Demikianlah delapan hal yang haram dilakukan seorang wanita ketika sedang berhaidh. Wallahu A’lam Bi As-Shawab.
Semoga bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar